Persoalan kemacetan Kota Makassar Makassar yang semakin
parah dan selama ini banyak dikeluhkan warga menjadi salah satu poin
rekomendasi Tim Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kota Makassar Makassar.
Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota
Makassar dengan agenda Penyampaian Rekomendasi Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Makassar 2023, Senin (27/5/2024).
Ketua Pansus, Fasruddin Rusli, SE yang tampil membacakan
rekomendasi mengatakan masih adanya kemacetan yang terjadi di Kota Makassar
maka Tim Pansus merekomendasikan adanya terobosan serta inovasi untuk mengatasi
kemacetan.
“Untuk mengatasi kemacetan Tim Pansus merekomendasikan
adanya penambahan personil lapangan di Dinas Perhubungan,” kata Fasruddin dari
Fraksi PPP.
Sementara itu Walikota Makassar, Moch Ramdhan Pomanto,
kepada wartawan usai rapat paripurna mengatak, pihaknya sudah melakukan banyak
program strategis untuk mengatasi persoalan kemacetan di Makassar.
Kendati demikian ada beberapa program yang belum bisa
dilaksanakan antara lain proyek Bundaran Tamalanrea (Buntala).
“Banyak program yang direncanakan untuk mengatasi kemacetan
salah satunya proyek Buntala, tapi karena banyak kendala jadi buntalami,” kata
Danny, sapaan akrabnya, yang disambut ketawa para wartawan.
Dalam suatu kesempatan Danny yang menjadi salah satu figur
calon gubernur pada Pilgub Sulsel yang akan datang mengungkapkan ada tiga mega
proyek yang dicanangkan tahun 2023 bisa tuntas tetapi itu tidak bisa
dilaksanakan.
Dari tiga mega proyek tersebut ada dua proyek untuk
mengatasi kemacetan di Kota Makassar Makassar, yaitu Bundaran Tamalanrea
(Buntala) dan Smart Pannyingkulu.
Proyek Buntala yang direncanakan Danny Pomanto akan dibangun
bundaran untuk mengatasi masalah macet yang ada di Kota Makassar Makassar juga
harus dinyatakan tak dapat direalisasikan tahun 2023.
“Bundaran Tamalanrea ini mungkin gara-gara namanya kita
namakan Buntala. Ini pada akhirnya kita gagal juga laksanakan,” ungkapnya.
Padahal, kata Danny dana dari proyek tersebut telah
disiapkan Pemerintah Kota Makassar, namun harus tersandung akibat perizinan.
“Karena koordinasi dengan Balai jalan nasional itu sampai
sekarang tidak keluar ijinnya. Padahal kita mau kasih baik jalan itu kita mau
Bundaran di situ agar tidak terjadi traffic jump. Ini adalah salah satu bentuk
kita untuk mengatasi kemacetan tadi. Tapi ijinnya tidak keluar. Memang buntal
Ini mesti dirubah namanya,” Jelasnya.
Lebuh lanjut, proyek Smart Pannyingkulu. Lagi-lagi, Danny
nyatakan proyek strategis tersebut tak dapat direalisasikan pihaknya lantaran
terkendala perizinan.
“Lagi-lagi izinnya agak sulit. kita ingin semua perempatan.
Harus dengan standar Internasional. Kita bikin yang bagus. Desainnya sudah
bagus lagi-lagi izin. Bagaimana pengkabelinnya menjadi sangat rumit,”
pungkasnya.
Rapat Paripurna dibuka Ketua DPRD Kota Makassar Makassar,
Rudianto Lallo, SH., MH., tidak dihadiri semua pimpinan dan anggota. Dari
pantauan sulselekspres.com total anggota yang hadir 20 orang.
Ketika itu dikonfirmasi Rudianto Lallo mengatakan banyak
anggota yang tidak hadir karena alasan sakit dan kesibukan pasca Pileg. “Tapi
itu tidak berpengaruh terhadap jalannya rapat paripurna karena ini rapat yang
sifatnya pengumuman,” katanya usai rapat